Feeds:
Posts
Comments

Archive for May, 2007

Hepatitis B dan Bahayanya


MESKI kebanyakan kasus hepatitis B bisa sembuh dalam waktu enam bulan, sekitar 10 persen infeksi hepatitis B bisa berkembang menjadi infeksi kronis. Repotnya, infeksi kronis ini bisa menunjukkan gejala, bisa tidak. Pengidap virus hepatitis B yang tidak menunjukkan gejala disebut carriers atau “pembawa virus” dan tetap bisa menyebarkan penyakit kepada orang lain. Hepatitis B kronis meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati permanen, termasuk sirosis (parut pada hati) dan kanker hati.
Infeksi kronis pada hati menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan ikat pada hati disertai perubahan pada susunan lobulus (anak baga) hati, sehingga hati berbenjol-benjol. Fungsi hati terganggu dan timbul berbagai komplikasi seperti penimbunan air di rongga perut (asites), gangguan pembekuan darah (koagulopati), peningkatan tekanan di pembuluh darah, serta gangguan fungsi otak (enselopati hepatik).
Gejala sirosis antara lain rasa lemah, penurunan berat badan, mual, muntah, bingung, impotensi, wasir, muntah darah, kuning, bengkak, sulit kencing, tinja berwarna pucat, sakit perut, kembung, serta demam.
Penimbunan air di rongga perut umumnya diobati dengan diuretik, serta mengurangi asupan air dan garam, gangguan pembekuan darah diobati dengan transfusi darah atau vitamin K, enselopati diatasi dengan obat lactulose serta antibiotik.
Kanker hati umumnya terjadi pada usia lanjut, sekitar 50-60 tahun. Prevalensi di Afrika dan Asia lebih tinggi daripada di Amerika dan Eropa. Penyebabnya selain infeksi hati kronis juga mikotoksin yang terdapat pada makanan.
Pengobatan dilakukan dengan operasi maupun transplantasi hati. Kanker hati termasuk kanker fatal, kemungkinan sembuh kecil, umumnya penderita meninggal tiga sampai enam bulan sejak didiagnosis.

BAGAIMANA mewaspadai virus mengerikan itu? Dalam situs kesehatan yahoo.com disebutkan, virus hepatitis B ditularkan lewat darah dan cairan tubuh lain. Mereka yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan dan sering kontak dengan darah penderita paling berisiko kena, misalnya dokter, perawat, dokter gigi, serta tenaga kesehatan lain.
Hubungan seksual “tidak aman” dengan orang yang terinfeksi, transfusi darah, berbagi jarum suntik pada pengguna obat/narkotika suntikan, tato atau akupunktur dengan jarum yang terkontaminasi juga bisa menjadi jalur penularan. Selain itu, bayi berisiko terinfeksi dari ibu yang mengidap hepatitis B pada proses persalinan.
Mereka yang berisiko tinggi itu perlu mendapat vaksinasi hepatitis B.
Hepatitis B akut perlu waktu satu sampai enam bulan sejak terinfeksi sampai penyakit bermanifestasi. Gejala awal antara lain mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, letih, lesu, serta nyeri otot dan sendi. Kemudian diikuti warna kekuningan pada tubuh, air kencing berwarna gelap, sebaliknya tinja berwarna pucat. Sekitar satu persen penderita meninggal pada tahap awal akibat kerusakan hati.
Makin dini infeksi terjadi, risiko menjadi kronis main besar. Lebih dari 90 persen bayi baru lahir yang terinfeksi hepatitis B mengalami hepatitis kronis. Persentase makin menurun dengan bertambahnya usia. Pada anak risiko 50 persen, sedang pada orang dewasa kurang dari lima persen.
Kerusakan yang ditimbulkan virus hepatitis B kebanyakan akibat respons tubuh terhadap infeksi. Respons kekebalan tubuh terhadap sel hati yang terinfeksi justru merusak sel dan menyebabkan radang hati. Akibatnya, enzim hati (transaminase) bocor dan masuk aliran darah. Hal ini menyebabkan kadar transaminase darah meningkat. Virus juga menghambat kemampuan hati untuk memproduksi faktor pembeku prothrombin.
Kerusakan hati mengganggu kemampuan tubuh untuk mengenyahkan bilirubin (produk pemecahan sel darah merah), sehingga timbul warna kuning pada kulit dan mata, serta air kencing berwarna gelap.
Cara paling jitu mencegah hepatitis B adalah melakukan vaksinasi. Semula vaksin hepatitis B dibuat dari darah manusia. Kini vaksin hepatitis B dibuat secara artifisial, tanpa menggunakan produk darah, sehingga bebas dari kemungkinan penularan virus hepatitis B dan AIDS. Vaksin baru ini aman dan efektif. Vaksinasi dilakukan dalam tiga tahap penyuntikan selama enam bulan untuk mendapatkan kekebalan penuh.
Untuk mengurangi penularan hepatitis B lewat transfusi darah dilakukan penapisan darah donor. Selain itu, kontak seksual dengan orang yang menderita hepatitis B akut maupun kronis seyogianya dihindari. Penggunaan kondom dapat mengurangi penularan.

HEPATITIS B akut tidak perlu pengobatan, cukup pemantauan terhadap fungsi hati dengan mengukur serum transaminase dan waktu pembekuan darah.
Dalam kasus langka kegagalan hati, penderita perlu dipantau di unit perawatan intensif. Kerusakan hati menurunkan kemampuan tubuh memecah protein, sehingga pasien perlu perawatan khusus. Transplantasi hati merupakan pengobatan yang paling tepat.
Pengobatan hepatitis B kronis dilakukan dengan cara mengurangi peradangan, gejala, dan infeksi. Interferon alfa rekombinan saat ini merupakan satu-satunya anti-virus yang disetujui untuk hepatitis. Obat ini mampu menghentikan replikasi virus pada 37 persen pasien.
Namun, obat ini selain harganya sangat mahal, ternyata tidak efektif pada kebanyakan pasien dan menimbulkan sejumlah efek samping. Antara lain gejala seperti flu, demam, kedinginan, rasa letih, nyeri otot, serta gemetar. Saat ini di Eropa sedang dilakukan uji coba interferon alami yang diharapkan memiliki lebih sedikit efek samping dan lebih efektif. (atk)

__________________

source dari Forum Kesehatan di WebGaul

Read Full Post »

 Konsultasi: Gejala Kuning tapi Bukan Liver..!
Jakarta, KCM

  • Gejala kuning pada kulit, mata, dan air seni, umumnya muncul pada pasien penyakit liver. Tapi tidak semua orang dengan gejala kuning pasti mengidap penyakit liver. Contohnya kasus Tuan Sum di bawah ini.

Tuan Sum., 62 tahun, dilarikan ke rumah sakit suatu siang, sehabis pesta kebun, lantaran mengeluh nyeri hebat di uluhati. Dokter melihat kulit dan putih mata Tuan Sum. agak kuning. Keluarganya mengira ini hepatitis. Tetangganya tanya, bukankah hepatitis didahului dengan demam? Apa hepatitis disertai juga dengan nyeri kolik seperti itu?

Benar. Dokter pun tidak mengira ini suatu hepatitis. Dokter menduga ada apa-apa dengan kandung empedu Tuan Sum. Mungkin ada batu empedu. Bisa jadi batu bukan di kandung empedu, melainkan di saluran empedu. Kenapa itu yang dokter pikirkan?

Sering Kembung

  • Ya, waktu ditanya, Tuan Sum. mengaku sering kembung selama bertahun-tahun. Selain itu ia juga tidak cocok pada jenis menu lemak. Saban kali habis menyantap lemak, apalagi soto, pasti muncul rasa nyeri tak enak di uluhati. Keluhan begini sudah amat terbiasa bagi Tuan Sum, dan ia mengabaikannya, sebab memang tidak terlalu mengganggu.

Bahkan ketika 3 tahun lalu pernah muncul gejala kuning pun, Tuan Sum. juga abai saja. Ia yakin tidak ada apa-apa dengan hatinya, sebab pemeriksaan laboratorium fungsi hatinya normal. Ia merasa aman sebab terbukti tidak ada infeksi virus hepatitis atau gangguan hati. Tuan Sum. tidak lagi mempertanyakan dari mana datangnya gejala kuning, dan sekarang ia tahu kalau kemungkinan itu berasal dari batu yang tersangkut di saluran empedunya.

Batu empedu terbentuk sebab ada yang tidak beres dengan kolesterol. Bukan saja sebab konsentrasi kolesterol yang berlebih. Banyak faktor bekerja di sana, termasuk gangguan hati, gangguan usus, peradangan kandung empedu sendiri, dan metabolisme tubuh secara keseluruhan.

Empedu yang kelewat pekat, empedu tertahan terlalu lama di kandung empedu, komposisi empedu, jenis menu harian, ada tidaknya penyakit di kandung empedu, merupakan faktor lain terbentuknya batu empedu. Untuk itu perlu waktu bertahun-tahun.

Hampir semua pengidap batu empedu tidak mengeluh, sampai saatnya batu bermasalah, antara lain jika sudah menyumbat aliran empedu. Di awal-awalnya mungkin cuma sering kembung, rasa tidak enak di uluhati, terutama sehabis menyantap menu berlemak. Keluhan ini sering dikira gejala penyakit maag biasa.

Yang mungkin lebih khas, rasa nyeri tak enak di uluhati pada batu empedu sering menjalar sampai ke tulang belikat. Nyeri sering muncul dinihari membangunkan pasien dari tidur, atau waktu pagi hari. Sudah lama Tuan Sum. juga mengeluh seperti itu, namun ia abai juga. Dan begitu rata-rata pengidap batu empedu.

Mirip Serangan Maag

  • Batu empedu erat kaitannya dengan gangguan kandung empedu juga. Infeksi kandung empedu dapat terjadi jika kuman tipus tersasar ke sana. Salah satu komplikasi tipus, bersarangnya kuman tipus yang berasal dari usus di kandung empedu.

Yang sama juga terjadi jika kuman jenis coli (dalam tinja dan air limbah) yang berasal dari usus juga, lewat pembuluh limfa atau aliran darah bisa memasuki kandung empedu juga. Infeksi kandung empedu sendiri umumnya bersifat menahun, dengan gejala hilang timbul menyerupai serangan maag.

Penyakit empedu banyak dialami kaum Hawa yang gemuk, usia di atas 40, dan masih subur. Itu sebab penyakit kandung empedu acap dijuluki “Sindrom 4F”, atau female, forty, fat, dan fertile.

Setiap gangguan di empedu pengaruhnya bisa sampai hati, atau kelenjar ludah perut pancreas. Artinya, setiap gangguan di empedu yang sudah menjalar ke hati (hati yang sudah rusak cirrhosis pun bisa mengganggu kandung empedu), atau pancreas, gejala kuning bisa muncul juga.

Gejala kuning akan muncul setiap ada gangguan pengaliran empedu. Kita tahu empedu diproduksi oleh hati. Jika sel hati meradang atau rusak, empedu yang diproduksi tak bisa dialirkan, lalu terbendung di hati. Bendungan empedu di hati yang bikin empedu bocor merembas ke dalam darah. Pekatnya empedu melebihi kadar normal dalam darah yang menimbulkan gejala kuning di kulit, putih mata, dan air seni.

Empedu yang diproduksi hati disimpan di kandung empedu. Empedu keluar dari kandung empedu jika usus meminta, yaitu waktu mencerna lemak. Jika aliran empedu juga tersumbat, gejala kuning akan muncul juga. Begitu pula jika ada gangguan di pancreas yang memiliki hubungan dengan saluran kandung empedu. Setiap gangguan pada salah satu sistem ini, akan menimbulkan gejala kuning.

Batu Saluran Empedu

  • Tuan Sum. ternyata mengidap batu saluran empedu (Choledocholithiasis), bukan batu empedu. Rata-rata pengidap batu saluran empedu hampir tidak ada keluhan. Seperti pada batu empedu umumnya, keluhan batu saluran empedu pun baru dirasakan jika batu sudah menimbulkan peradangan, atau mengganggu pancreas.

Sepertiga kasus batu saluran empedu akan mengalami serangan kolik. Mendadak nyeri hebat di uluhati, tepatnya di perut kanan atas, dengan riwayat sebelum-sebelumnya pernah muncul gejala kuning ringan yang biasanya menghilang sendiri.

Itu sebab tidak mudah mendiagnosis kasus batu saluran empedu. Semua kemungkinan penyebab gejala kuning harus disingkirkan dulu, termasuk kemungkinan penyakit hati. Gejala baru nyata kalau sudah serangan kolik, tanda saluran empedu sudah tersumbat total sehingga empedu tidak bisa mengalir keluar dari kandung empedu.

Pada seperlima kasus, batu saluran empedu biasanya keluar spontan, yakni apabila ukuran penampang batu kurang dari 5 milimeter. Batu akan masuk ke usus duabelasjari, nyaris tanpa keluhan, dan pasien tidak menyadarinya. Batu saluran empedu jadi bermasalah jika batu bertambah besar, dan gagal keluar dari jebakan di saluran empedu.

Batu saluran empedu tidak ada hubungannya dengan batu kandung empedu. Masing-masing bisa membentuk batu sendiri dan keduanya bisa meradang. Peradangan saluran empedu umumnya disebabkan oleh kuman coli yang berasal dari usus. Melalui pembuluh getah bening atau aliran darah, kuman tiba di saluran empedu, lalu timbul infeksi di sana. Yang sama bisa terjadi jika ada cacing gelang atau cacing pita tersasar ke sana, yang tentu dari usus juga datangnya.

Gejala saluran empedu yang terinfeksi mirip dengan jika ada batu di sana. Bedanya pada infeksi disertai demam. Pasien tampak sakit berat, dan nyeri jika uluhati sisi kanan ditekan. Peradangan saluran empedu dapat dibaca dari pemeriksaan darah. Susahnya, berbeda dengan batu di kandung empedu, batu di saluran empedu tidak nampak dengan pencitraan foto rontgen perut biasa. Diperlukan pencitraan khusus cholangiogram untuk mendeteksinya.

Jangan lupa, di saluran empedu, selain batu, cacing, dan kuman, kemungkinan juga dihuni tumor. Biasanya jenis tumor jinak. Gejalanya juga tersamar dengan jika infeksi, radang, atau batu yang ada di sana.

Batu saluran empedu yang sudah menyumbat total harus dibuang. Batu saluran empedu yang belum mengganggu dan tidak dioperasi harus tetap di bawah supervisi medis. Dan Tuan. Sum. memilih minta dioperasi, kapok merasakan nyeri kolik lagi. @

( Dr.Handrawan Nadesul, Dokter Umum)

source dari Harian Kompas

Read Full Post »

Liver Detoxification

Liver Detoxification

Memahami Sistem Liver

Liver merupakan pembakar lemak yang utama dalam tubuh manusia serta mengatur metabolisme lemak melalui set biochemical pathways (jejak aliran biokimia) yang lengkap (complicated). Liver juga dapat memompa keluar lemak yang berlebihan dari badan melalui empedu ke dalam usus kecil (small intestines ).

Liver yang sehat kelihatan licin, berwarna coklat kemerah-merahan. Ukuran liveri antara 12-15 cm. Sel liveri tersusun rapi dan ia mengandung saluran darah vena aorta, arteri hepatic dan saluran empedu. Ketiga struktur ini penting untuk membantu liver menjalankan fungsinya. Darah mengalir melalui liver membawa bahan makanan untuk diproses supaya dapat digunakan sebagai pertumbuhan.

Pada saat yang sama darah yang mengalir melalui liver juga membawa banyak bahan toksid yang akan diproses oleh liver dan mengeluarkan toksid tersebut dari tubuh. Cairan empedu juga penting untuk membantu pencernaan bahan makanan. Jika liver rusak, susunan sel hepatosit menjadi tidak teratur, permukaan liver menjadi kasar, mengeras dan ukuran liver mengecil. Keadaan ini disebut sirosis liver.

Hati sebagai penapis dan bisa menyaring bakteri serta virus dari aliran darah. Hati juga menghancurkan dan mengekuarkan bahan toksid dalam tubuh. Liver mempunyai banyak sel pemangsa seperti fagosit yang disebut sel kupffer. Letak sel kupffer adalah di antara sistem venus portel dan sistem sistemik. Sel ini berfungsi sebagai penapis yang efektif. Apabila darah mengalir melalui liver, sel pemangsa ini membersihkan darah dengan memusnahkan bahan toksid, bakteri, virus parasit sel tumor dan partikel asing yang bisa membahayakan tubuh.

Kegagalan liver menyebabkan bahan beracun tidak dapat dikeluarkan dari tubuh. Pesakit akan mengalami ensefalopati dan seterusnya tidak sadarkan diri (pingsan). Bahan toksid seperti ammonia akan dibawa ke otak dan mengakibatkan daya konsentrasi menurun sehingga pesakit menjadi pingsan dan koma.

Menghilangkan Toksid Pada Liver

Seperti telah dijelaskan di atas, liver merupakan organ tubuh paling vital yang mempunyai banyak fungsi penting bagi kesehatan. Setiap fungsi liver saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Jika salah satu fungsinya terganggu maka ia akan mempengaruhi sistem tubuh yang lain. Bahkan kegagalan fungsi liver akan mengakibatkan berbagai komplikasi penyakit serta efek negatif.

Teh Asiatica, terbuat dari tanaman Antanan atau Pegagan (Centella asiatica) yang memiliki bahan aktif Asiatikosida. Rasanya yang pahit bertindak sebagai detoks (pembuang racun) terbaik bagi liver serta dapat menghancurkan toksid dalam tubuh yang berupa bahan-bahan kimia atau obat-obatan. Liver akan membakar bahan-bahan tersebut untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh.

source from Achmad Blog

Read Full Post »